TANTANGAN GURU PAI DALAM MENGHADAPI SOCIETY 5.0
Oleh : Yuni Asdhiani, M.Pd - Pengawas PAI Kantor Kementerian Agama Kab. Bekasi

By Tommy Rian Kamis,12 Jan 2023, 22:49:20 WIB | 698 Kali Dilihat Pojok Literasi
TANTANGAN GURU PAI DALAM MENGHADAPI SOCIETY 5.0

Keterangan Gambar : Tantangan Guru PAI Dalam Menghadapi Society 5.0


Adanya perubahan dan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini akan berdampak pada cara hidup, cara berfikir dan lainnya. Ketika dunia  termasuk Indonesia sudah memasuki era industri 4.0 dengan indikasi adanya penggunaan teknologi/internet of thingsIndonesia masih belum sepenuhnya mengaplikasikan dan memanfaatkan teknologi. Termasuk penerapannya dalam bidang pendidikan khususnya pembelajaran PAI. Hasil observasi terhadap guru PAI pada SMP binaan dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran di kelas pada wilayah Kecamatan Cibitung, guru PAI SMP sudah memanfaatkan teknologi, contohnya menggunakan zoom meeting, google form, e-learning dan lainnya, baik ketika masa pandemi sampai sekarang. Walaupun masih ada guru PAI yang belum memanfaatkannya.

Di wilayah tertentu misalnya di SMP wilayah Kecamatan Sukakarya, pemanfaatan teknologi belum optimal hal itu terbukti ketika masa pandemi kemarin pola pembelajaran PAI melalui zoom meeting belum diterapkan, pengumpulan tugas sekolah melalui google drive belum bisa dilakukan, ujian masih menggunakan pencil paper, jarang melalui google form, hal tersebut terjadi karena keterbatasan mempunyai teknologi seperti laptop/hp dan kuota. Penerapan teknologi belum merata dalam pembelajaran padahal institusi pendidikan adalah lembaga yang akan menjadi pelopor penerapan Industri 4.0.

Munculnya Society 5.0 sebagai solusi menyelesaikan masalah yang ada pada revolusi industri 4.0 yaitu degradasi peran manusia dan moral, Society 5.0 memfokuskan pada pemanfaatan sumber daya manusia tanpa mengganti peran manusia, artinya manusia sebagai pengendali teknologi dan yang memanfaatkan teknologi untuk kebutuhannya dengan memperhatikan etika agar manusia tetap mempunyai batasan-batasan tertentu dalam menerapkan teknologi. Society 5.0 adalah masyarakat yang cerdas yang mampu memanfaatkan teknologi yang sudah ada secara maksimal (materi LPDP Peluang dan Tantangan Pendidikan pada Society 5.0).

Baca Lainnya :

Dalam bidang pendidikan khususnya PAI, pendidik dapat memanfaatkan berbagai media pembelajaran yang sudah ada untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran, pada masa pandemi kemarin tuntutan penggunaan teknologi pada proses pembelajaran sangat bermanfaat melalui penggunaaan berbagai aplikasi yang sudah tersedia. Saat ini guru selaku pendidik dituntut untuk up grade dan belajar kembali khususnya tentang teknologi yang semakin berkembang, jika guru berdiam diri dan cuek terhadap perkembangan teknologi maka dipastikan akan tertinggal.

Guru dituntut untuk berani belajar dan berubah, adaptif dengan perkembangan teknologi yang ada sehingga tidak tertinggal dengan peserta didik yang cenderung sudah familiar dengan teknologi, apalagi peserta didik kelahiran tahun 2000an. Jika pendidik tidak berusaha belajar dan merangkul teknologi dalam pembelajaran bisa jadi perannya bisa tergantikan. Tantangan guru PAI pada saat ini adalah bagaimana memformulasikan pembelajaran abad 21 dalam proses pembelajaran di kelas dengan memanfaatkan teknologi, mulai dari perencanaan pembelajaran yang didesain seoptimal mungkin dengan memasukkan unsur-unsur keterampilan berfikir tinggi yaitu kreatif, kritis, kolaborasi dan komunikatif disingkat 4C. Proses pembelajaran yang mengaplikasikan berbagai model/metode pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran, serta penilaian pembelajaran yang mencakup tiga ranah afektif, kognitif dan spikomotorik.

Visi Indonesia emas pada tahun 2045 adalah membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajar seumur hidup, yang unggul, terus berkembang, sejahtera, berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila. Saat ini dengan bergulirnya kurikulum merdeka dengan penerapan yang berbeda di setiap sekolah, untuk SMP wilayah Cibitung baru ada dua sekolah yang menerapkannya yaitu SMPN 2 dan 8 Cibitung pada kelas 7, adapun SMP Negeri dan swasta lainnya di wilayah Cibitung belum menerapkan kurikulum merdeka masih menggunakan kurikulum 2013, termasuk SMP Negeri dan swasta di wilayah Karang bahagia, Sukatani dan Sukakarya masih mengaplikasikan kurikulum 2013.

Sumber daya manusia yang unggul yang diharapkan adalah peserta didik yang belajar sepanjang hayat yang memiliki komptensi global dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam Al Quran surat At-Tiin ayat keempat dikatakan bahwa “Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang sebaik-baiknya”, artinya manusia sudah dibekali Allah dengan akal dan sifat-sifat yang unggul, melalui potensi tersebut peserta didik diberikan pengalaman pembelajaran yang mampu melejitkan potensi yang dimiliki mereka melalui pembelajaran efektif yang diberikan guru PAI selaku pendidik baik, baik dari penanaman sikap/akhlak yang baik, pemberian pengetahuan dan keterampilan kepaian dengan memaksimalkan fungsi dari teknologi untuk kepentingan pembelajaran.

Yuni Asdhiani, M.Pd (Pengawas PAI SMP, SMA dan SMK Kec. Cibitung, Karang Bahagia, Sukatani dan Sukakarya Kantor Kementerian Agama Kab. Bekasi)







Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.