GURU PEMIMPIN, GURU MASA DEPAN
Puji Hastuti, Guru MI Negeri Bekasi

By at Senin,16 Jan 2023, 04:56:19 WIB | 1963 Kali Dilihat Pojok Literasi
GURU PEMIMPIN, GURU MASA DEPAN

Berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, ditegaskan bahwa, ”Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Guru adalah ujung tombak dan mata rantai keberhasilan dunia pendidikan. Sebagai ujung tombak dan mata rantai pendidikan, guru harus kompeten dan berkinerja baik. Kualitas tersebut sangat menentukan kehidupan siswa di masa depan. Kualitas guru tidak hanya dipandang dari segi wawasan keilmuan, tetapi juga dipandang dari segi cara dan strategi mentransfer wawasan keilmuannya serta keteladanan ketika berlangsung proses pembelajaran. (https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/menjadi-guru-pemimpin-guru-reflektif-guru-inspiratif-yang-dirindukan-peserta-didik/)
Sebagai guru masa depan, harus terus menjadi guru pembelajar sepanjang hayat. Seiring perkembangan jaman di era digital, guru jangan mau tertinggal oleh siswanya.Teringat dengan qoutes Najwa Shihab yang pernah saya amati di salah satu tayangan narasi TV : “Kalau kita tidak berubah, kita akan punah dan ditinggalkan”. Ya, dengan kata lain sebagai guru yang smart, kreatif, dan menginspirasi bagi siswa. Kita harus terus belajar supaya metode dan tujuan pembelajaran yang disampaikan menarik bagi seluruh siswa dengan karakter dan bakat yang unik. 
Sebagai guru pemimpin yang kreatif harus berani berbeda, tidak stag dengan keilmuan yang sudah dimiliki. Guru pemimpin berjuang memberi aspirasi, ide kreatifnya meski banyak tantangan di sekitar. Mengutip ungkapan Oprah Winfrey  “You get in life, what you have the courage to ask for” Dengan kata lain “keberanian kamu untuk mengungkapkan apa yang kamu mau dan kamu anggap penting. Itu yg kamu akan dapatkan dalam hidup”. Karenanya ketika ingin mendapatkan sesuatu, mengubah sesuatu, membangun sesuatu, ingin dimengerti, harus berani berbicara. Seperti ungkapan Najwa Shihab “Hidup yang tidak dipertarungkan tidak akan dimenangkan. 
Dari penjelasan diatas,  saya sebagai guru agar terus menumbuhkan jiwa pembelajar agar terus tidak merasa lelah upgrade keilmuan. Semakin kita terus banyak belajar, akan merasa diri kita masih banyak kekurangan. Guru juga diharapkan dapat mengenal perbedaan individual siswa. Guru tidak hanya memperhatikan pekembangan intelektual saja, tetapi juga harus memperhatikan perkembangan seluruh pribadi siswa, baik jasmani, rohani, sosial, maupun yang lainnya sesuai dengan hakikat pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar siswa pada akhirnya dapat menjadi manusia yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupannya sebagai insan yang dewasa (Soejipto dan Kasasi dalam D. Deni Koswara 2008: 6). Ilmu psikologi meyakini bahwa anak didik bukanlah gelas kosong yang harus diisi, tetapi api yang harus dinyalakan. Teori tersebut semakin memperkokoh keyakinan bahwa pendidikan juga merupakan proses untuk menghidupkan api cinta dan semangat dalam diri anak untuk terus mencari ilmu tanpa henti (D. Deni Koswara dan Halimah, 2008:12).
Guru sebagai pendidik harus bisa menjadi pemimpin yang disukai, dipercaya, mampu membimbing, berkepribadian, serta abadi sepanjang masa. Sosok guru sebagai pembimbing dan motivatorpun sangat berperan untuk kemajuan pendidikan, sikap memberi dan mendahulukan kepentingan siswa / umum menjadi teladan dalam prilaku dan menjadikan panutan.(https://www.kompasiana.com/agustinus.suhedi/551fac11813311f3379df32f/kepemimpinan-guru-dalam-pendidikan). Diantara sipat-sipat pemimpin panutan diantaranya cakap, kepercayaan, rasa tanggung jawab, berani, tangkas dan ulet.  Dengan demikian, sebagai seorang guru pemimpin yang perlu diupayakan adalah bagaimana agar guru dapat mengajar dengan baik dan siswa dapat belajar dengan efektif dan efisien. Kebanyakan guru saat ini hanya menargetkan pada kecerdasan IQ, padahal yang diperlukan sebenarnya adalah bagaimana mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan inisiatif, optimisme, dan kemampuan beradaptasi (Ary Ginanjar). 
Sebagai Guru pemimpin tidak hanya datang ke sekolah sekadar mengejar absen  menggugurkan kewajiban menanti gaji setiap bulannya. Guru pemimpin merupakan sosok guru masa depan yang bisa diandalkan guru yang mengajar dengan hati, menjadi panutan, berkarakter, berjiwa sosial agar bisa terus menggerakkan, mencetak generasi masa depan yang unggul dan mewujudkan peradaban gemilang di masa depan.

Profile Penulis:

   
Puji Hastuti, lahir di Bekasi, sebagai ASN yang ditugaskan di Mi Negeri Bekasi. Ibu dari satu orang putri yang selalu aktif sampai saat ini di komunitas guru pembelajar. Sebagai guru penulis telah menghasilkan karya lebih dari 20 buku antologi fiksi dan nonfiksi Pendidikan yang tergabung dalam komunitas KMA SGSI dan komunitas guru penulis kemenag kabupaten Bekasi dan juga KPPBR. Memiliki moto hidup “Proses perjalanan hidup adalah pembelajaran bagi setiap orang, ambil hikmah positif di setiap kejadian”.  Sebagai guru pembelajar, penulis  selalu bertekad memiliki semangat belajar sampai akhir hayat. Untuk mengenal lebih dekat dengan penulis bisa komunikasi via F.b / IG  elzahirasofie atau Hp/email 081294922368 / hira.zahiraphasty@gmail.com. Yang terucap akan terbawa oleh angin, dan yang tertulis akan abadi sepanjang masa.

Baca Lainnya :







Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.